Hiccup.


Sudah 1 jam sejak Rangga main di Rumah Aloi. Pemuda itu masih diam disana, melihat Aloi dengan senyum yang.. mengejek? Entahlah

“Apasih liat liat— Hik!” Ucapnya kesal sembari melihat pemuda yang duduk di depannya ini sinis.

Rangga terkekeh kecil, “apa? Kok sensi banget” katanya sambil menggeleng pelan.

Aloi berdecak. Tangannya terangkat memberi tahu kalau dia akan memukul pria itu. “Ngeselin lo— Hik!”

“HAHAHHAHA kasian kamu cegukan terus” tawa Rangga lepas, dia tertawa sedangkan Aloi terlihat kusut.

“Sumpah ya awas aja kamu ikutan cegukan aku ketawain” ucap gadis itu jengkel.

Rangga tersenyum, “sana aja ketawain. Aku ga bakal ceguk— Hik! Kan..”

“HAHAHA RANGGA HAHAHA APA AKU BILANG” Aloi tertawa lepas, balas mengejek Rangga yang ikut terkena cegukan.

Pemuda itu melirik kekasih nya sinis. “Gitu kamu” ucap nya sambil memajukan bibir.

“APA KOK AKU SIH ORANG KAMU DULUAN YANG NGETAWAIN AKU?”

“Iya maaf...”

“Kok kamu ngomong ga cegukan lagi?”

“ALOYY?? kamu dendam beneran ya”

“HAHAHA BERCANDA RANGGAAA”